Kamu Bisa Menderita Kanker Serviks

January 11, 2017

Merujuk pada data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 31 Januari 2019, angka kejadian kanker di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Angka kejadian kanker di Indonesia menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara dan ke-23 di Asia. Angka kejadian tertinggi untuk laki-laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kejadian tertinggi untuk perempuan adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim (kanker serviks) sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. 

[Disclosure : Materi kesehatan dalam artikel ini bersifat informatif dan edukatif sehingga tidak bisa dijadikan acuan untuk mendiagnosis suatu masalah kesehatan. Apabila pembaca mengalami masalah kesehatan, terutama yang gejala-gejalanya mirip dengan yang disebutkan dalam artikel ini, pembaca harus berkonsultasi langsung dengan dokter.]

Pada sistem reproduksi perempuan, cervix uteri (serviks/leher rahim) adalah bagian terbawah dari uterus (rahim) yang menghubungkan uterus (rahim) dan vagina

Fungsi serviks adalah memungkinkan darah menstruasi mengalir dari rahim menuju vagina juga memungkinkan air mani mengalir ke rahim. Saat persalinan, serviks memberi jalan untuk janin keluar dengan cara melunak dan melebar (tingkatan pelebaran serviks ini lah yang digunakan oleh dokter atau bidan dalam pengambilan keputusan) sekaligus menopang bagian-bagian tubuh janin.

kamu-bisa-menderita-kanker-serviks-kalau-tidak-lakukan-dua-hal-ini

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang area serviks. Kanker serviks terjadi karena sel-sel serviks tumbuh dan berkembang secara tidak normal dan tidak terkendali. Sel-sel ini tidak serta merta berubah menjadi sel-sel kanker melainkan secara bertahap berkembang menjadi sel-sel pre-kanker dan akhirnya menjadi sel-sel kanker. Tahap perkembangan ini bisa dideteksi dengan pemeriksaan pap smear.

Siapa saja yang berisiko terkena kanker serviks? 

Setiap perempuan berisiko menderita kanker serviks. Di Indonesia, menurut data dari Kementerian Kesehatan :
  • Setiap tahun lebih dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia.
  • Setiap bulan Indonesia kehilangan 600-750 perempuan akibat kanker serviks.
  • Setiap hari 20-25 dari 40-45 perempuan Indonesia yang terdiagnosa menderita kanker serviks meninggal dunia.
  • Setiap 1 jam 1 perempuan Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks.
Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat World Health Organization (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia.

Baca juga : SADARI. Kamu Bisa Menderita Kanker Payudara.

Apa penyebab kanker serviks?

Data menunjukkan lebih dari 90% kasus kanker serviks berhubungan erat dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Penularan HPV terutama melalui hubungan seksual, termasuk hubungan seksual tanpa penetrasi dan penggunaan sex toys. Penggunaan kondom tidak dapat mencegah penularan infeksi HPV karena kondom tidak melindungi seluruh area genital.

Selain infeksi HPV, faktor-faktor berikut ini juga dapat meningkatkan risiko kanker serviks :

✔ Aktivitas seksual pertama dan atau hamil di usia sangat muda (< 16 tahun)

Pada saat organ-organ sistem reproduksi perempuan sedang dalam masa perkembangan, sebaiknya, tidak 'diganggu' dulu dengan rangsangan penis, sperma atau kehamilan karena, apabila proses perkembangan ini 'terganggu' maka sel-sel organ-organ reproduksi - termasuk sel-sel serviks - dapat menjadi tidak normal dan berpotensi menjadi sel-sel kanker.

✔ Aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan

Perempuan yang melakukan aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan sangat rentan terserang infeksi HPV.

✔ Aktivitas seksual dengan laki-laki yang tidak disirkumsisi (disunat)

Laki-laki yang tidak disirkumsisi rentan terserang infeksi HPV dan bisa menularkannya ke pasangan seksualnya.

✔ Sering melahirkan (> 3 kali), terutama jika jarak persalinan terlalu dekat

Hubungan langsung antara sering melahirkan dan kanker serviks sampai saat ini belum diketahui secara pasti namun banyak teori yang dapat dijadikan sebagai pegangan. Saat proses persalinan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Semakin sering seorang perempuan melahirkan maka semakin sering pula terjadi trauma pada serviksnya. Ketika seorang perempuan selesai melahirkan, sistem reproduksinya akan memperbaiki sel-sel yang rusak dengan sendirinya dan perbaikan ini membutuhkan waktu. Jika dalam masa perbaikan itu sudah terjadi trauma lagi maka sel-sel yang belum sempurna diperbaiki itu dapat menjadi tidak normal dan berpotensi menjadi sel-sel kanker.

Selain itu, diduga perubahan hormon yang terjadi saat masa kehamilan membuat serviks rentan terserang infeksi HPV.

✔ Kebiasaan merokok

Penelitian menunjukkan zat-zat berbahaya dalam rokok akan merusak sel-sel Langerhans pada serviks yang berfungsi melawan penyakit.

Tidak hanya perokok aktif, perokok pasif pun harus memperhatikan hal ini.

✔ Kebersihan dan kebiasaan seksual yang buruk

Hal ini berhubungan dengan penularan infeksi HPV. 

✔ Golongan sosial ekonomi rendah

Hal ini berhubungan dengan lingkungan hidup yang biasanya kurang bersih atau kurang terawat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan yang biasanya jauh dari pola hidup sehat karena, biasanya, perempuan-perempuan yang termasuk golongan sosial ekonomi rendah tidak mendapat cukup informasi yang benar mengenai pola hidup sehat dan mengenai kanker serviks sehingga kesadaran akan pentingnya melakukan pencegahan dan deteksi dini tidak terbangun.

Selain itu, perempuan-perempuan yang termasuk golongan sosial ekonomi rendah, biasanya, juga kesulitan untuk menjangkau layanan medis yang memadai guna melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.

✔ Kurang mengkonsumsi buah dan sayur

Buah dan sayur mengandung antioksidan yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari kanker.

✔ Sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah

Kondisi ini bisa terjadi karena mengkonsumsi obat-obat tertentu, misalnya obat-obat golongan imunosupresan atau karena menderita HIV/AIDS. Wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah maka tubuhnya tidak mempunyai kemampuan optimal untuk melindungi dirinya sendiri dari proses abnormal yang terjadi dalam tubuh juga dari serangan berbagai penyakit, termasuk infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.

✔ Riwayat kanker serviks dalam keluarga

Walaupun perempuan-perempuan dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga, terutama keluarga inti, mempunyai risiko menderita kanker serviks lebih besar bukan berarti perempuan-perempuan yang tidak memiliki riwayat kanker serviks dalam keluarga bisa merasa aman dari ancaman kanker serviks. Semua perempuan tanpa terkecuali harus tetap waspada dan dianjurkan untuk melindungi diri dari kanker serviks.

Apa saja gejala kanker serviks?

'Jahatnya' kanker serviks ini karena gejala penyakitnya tidak langsung muncul setelah HPV masuk ke dalam tubuh penderita. Butuh waktu sekitar 10-20 tahun dari mulai masuknya HPV ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala.

Kanker serviks pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Seringkali gejala muncul saat kanker serviks sudah memasuki stadium akhir.

Gejala-gejala yang paling umum adalah :

✔ Perdarahan yang tidak normal


Perdarahan yang muncul di luar periode menstruasi, setelah berhubungan seksual, dan atau setelah menopause. Seiring dengan berkembangnya penyakit, perdarahan ini menjadi semakin banyak jumlahnya, semakin sering frekuensi terjadinya dan semakin lama waktu berlangsungnya sehingga dapat menimbulkan anemia.

✔ Keputihan yang
 tidak normal

Lendir yang keluar semakin lama semakin berbau busuk akibat infeksi dan matinya jaringan.

Apakah kanker serviks dapat diterapi?

Ketika seseorang telah didiagnosis menderita kanker serviks maka terapi harus segera dimulai. Salah satu tujuannya adalah untuk mencegah sel-sel kanker menyebar ke organ-organ lain. Secara umum, terapi kanker serviks bergantung pada stadium kanker, usia dan keadaan penderita, ada atau tidaknya penyebaran dan komplikasi lain yang menyertai. Terapi dapat berupa pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi.

kamu-bisa-menderita-kanker-serviks-kalau-tidak-lakukan-dua-hal-ini

Aku cerita sedikit ya tentang pengalamanku membantu konsulenku (SpOG) merawat pasien penderita kanker serviks stadium lanjut. Pengalaman ini masih aku ingat dengan jelas.

Pasien kanker serviks ini ditempatkan di ruang isolasi. Iya, ruang isolasi. Pertimbangannya karena bau - iya, bau - yang ditimbulkan. Tidak hanya ditempatkan di ruang isolasi, untuk lebih meredam bau, di bawah tempat tidurnya juga ditaburkan bubuk kopi.

Pertama kali aku melihat pasien ini, aku langsung merasa iba. Tubuhnya sangat kurus. Ibaratnya, tinggal kulit yang membungkus tulang. Kondisinya sangat lemah. Jangankan untuk bergerak, untuk menjawab pertanyaan konsulenku aja beliau ngga sanggup.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan konsulenku, kanker yang diderita beliau sudah menyebar ke organ-organ lain dan menimbulkan komplikasi. Mendengar hal itu, tak ada hal lain yang aku pikirkan selain anak-anaknya (pasien itu mempunyai 3 anak yang usianya masih kecil-kecil). Bagaimana dengan anak-anaknya? Walau anak-anak itu memiliki ayah yang sehat dan menyayangi mereka tapi peran seorang ibu kan tidak bisa terganti.

Karena pengalaman itu, aku bertekad untuk menyebarkan informasi mengenai kanker serviks selengkap-lengkapnya dan seluas-luasnya supaya banyak perempuan sadar bahwa ancaman kanker serviks itu nyata, supaya tidak ada lagi perempuan yang mengalami penderitaan seperti perempuan yang saya lihat di ruang isolasi itu, dan supaya tidak ada lagi anak-anak yang kehilangan ibunya karena sesuatu yang bisa dicegah.

Tapi, kenyataannya hal itu tidak mudah. Menyadarkan orang untuk peduli terhadap kanker serviks, terutama menyadarkan perempuan-perempuan untuk melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker serviks, sama sekali tidak mudah. Padahal, dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini maka angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks bisa ditekan sampai lebih dari 50%.

Walaupun aku sudah menyajikan fakta-fakta, ya, masih ada saja perempuan yang tidak tergugah kesadarannya untuk segera melakukan pencegahan dan deteksi dini. Selalu saja ada alasan.

"Pap smear kan menyakitkan..."

Aku yang sudah pernah pap smear bisa bilang pap smear tidak menyakitkan. Malah tidak terasa dan sangat cepat prosesnya. Memang, rasa sakit itu relatif. Tapi, kalau pun ada rasa sakit, rasa sakit itu hanya muncul sesaat ketika spekulum vagina dimasukkan dan akan langsung hilang setelah pemeriksaan selesai. Kamu yang sudah pernah hamil dan melahirkan tahu itu.

Lagipula, kalau kamu menderita kanker serviks, rasa sakitnya malah jauh lebih sakit.

"Nanti kalau penyakitnya ketahuan gimana?"

Namanya juga memeriksakan diri, bisa jadi ada penyakitnya atau bisa jadi tidak ada penyakitnya. Kalau pun ada penyakitnya, kan lebih baik diketahui sedini mungkin. Semakin dini suatu penyakit diketahui maka semakin mudah dan murah untuk dibantu disembuhkan. Tingkat keberhasilan pengobatannya juga menjadi lebih tinggi.

Sebaliknya, kalau tidak ada penyakitnya, kita jadi yakin penyakitnya memang tidak ada.

"Aduh, takut jarum suntik..."

Seharusnya lebih takut menderita kanker serviks dong 😑

"Biaya vaksinasi HPV kan mahal..."

Memang. Biaya vaksinasi kanker serviks tergolong tidak murah tapi, saat ini, sudah banyak pusat layanan medis yang menyediakan paket (konsultasi dokter, pap smear, dan vaksin HPV) sehingga biaya menjadi lebih murah. Atau, kamu bisa niatkan menabung. Sisihkan uang setiap bulan untuk biaya vaksinasi HPV.

Kalau kamu menderita kanker serviks, biayanya malah jauh lebih mahal.

Cegah kanker serviks dengan vaksin HPV

Pencegahan kanker serviks dilakukan dengan cara meminimalisir dan atau menghilangkan faktor-faktor risiko yang sudah saya jelaskan sebelumnya dan melakukan vaksinasi HPV. Khusus untuk vaksinasi HPV, vaksin diberikan sebanyak tiga kali agar titer antibodi terhadap HPV cukup sehingga dapat memberikan perlindungan yang maksimal.

Vaksin HPV akan lebih efektif jika diberikan pada perempuan yang belum aktif secara seksual
yaitu perempuan berusia antara 9 sampai 12 tahun. Di Indonesia, berdasarkan rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (KPAIN), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dan Kementerian Kesehatan menetapkan usia optimal untuk perempuan melakukan vaksinasi HPV adalah 10 tahun tanpa melihat apakah sudah menstruasi atau belum.

Oleh karena itu, untuk kalian yang punya anak, adik, dan/atau keponakan perempuan berusia di bawah 10 tahun, jadwalkan vaksinasi HPV saat mereka berusia 10 tahun ya.

sumber : www.idai.or.id
Bagaimana dengan perempuan-perempuan yang usianya sudah lewat dari 10 tahun?

Untuk perempuan-perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seksual maka dapat langsung melakukan vaksinasi HPV. Untuk perermpuan-perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual maka disarankan untuk melakukan screening dengan pemeriksaan pap smear terlebih dahulu.

Apakah benar vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini?

Tidak benar. Vaksin HPV tidak mempengaruhi hormon seseorang. Oleh karena itu, vaksin HPV tidak menyebabkan menopause dini.

Apakah ibu hamil bisa mendapatkan vaksin HPV?

Tidak bisa.
Hamil merupakan kontraindikasi pemberian vaksin HPV karena belum ada penelitian untuk itu. Kalau kamu hamil dan sudah menerima 2 kali suntikan HPV maka kamu dapat melanjutkan suntikan ketiga setelah kamu melahirkan. Tapi, kalau kamu hamil dan baru menerima 1 kali suntikan HPV maka vaksin tersebut harus diulang dari pertama setelah kamu melahirkan.

Apakah ibu menyusui bisa mendapatkan vaksin HPV?

Bisa.
Vaksin HPV tidak akan masuk ke dalam ASI.

kamu-bisa-menderita-kanker-serviks-kalau-tidak-lakukan-dua-hal-ini
sumber : http://www.health.harvard.edu/blog/why-public-schools-should-require-the-hpv-vaccine-201509148268
Lakukan deteksi dini dengan pemeriksaan pap smear

Pap smear adalah suatu metode untuk memeriksa keadaan sel-sel serviks, apakah sel-sel serviks terinfeksi HPV dan atau berpotensi menjadi kanker, dengan cara mengambil sel serviks yang kemudian dipulas ke kaca objek dan diuji di laboratorium.

Pemeriksaan pap smear hanya dapat dilakukan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual karena salah satu prosedur pemeriksaannya adalah memasukkan alat medis (spekulum vagina) ke rongga vagina (rongga vagina ditutupi dengan selaput dara). Lakukan pemeriksaan pap smear secara rutin setiap satu tahun sekali atau sesuai anjuran dokter.

FYI, pemeriksaan pap smear sudah ditanggung oleh BPJS.

kamu-bisa-menderita-kanker-serviks-kalau-tidak-lakukan-dua-hal-ini

Begitu serius dan nyatanya kanker serviks ini mengancam setiap perempuan tanpa terkecuali. Jadi, jangan pernah berpikir untuk menunda melakukan pencegahan dan deteksi dini karena kamu berisiko.

Kalau kamu belum melakukan pencegahan dengan vaksinasi HPV dan atau melakukan deteksi dini dengan pap smear maka sekarang adalah waktu yang tepat.

kamu-bisa-menderita-kanker-serviks-kalau-tidak-lakukan-dua-hal-ini

Artikel ini tidak hanya aku tujukan untuk para perempuan tapi juga untuk para pria. Tolong ingatkan perempuan-perempuan di sekitarmu tentang bahaya kanker serviks dan dukung mereka untuk melakukan pencegahan dan deteksi dini. Jangan sampai kamu kehilangan perempuan yang kamu sayangi akibat kanker serviks.

Kalau kamu punya pertanyaan dan/atau mau berbagi pengalaman, kolom komentarku terbuka untukmu ya 😊
57 comments on "Kamu Bisa Menderita Kanker Serviks"
  1. Wah infonya lengkap banget.. emang ya kalau liat gambarnya pap smear itu orang orang pasti laangsung ngeri ngebayanginnya ada alat yang dimasukkan begitu.


    Tapi kalau belum berhubungan, harusnya vaksin HPV nggak masalah buat di coba karena mencegah lebih baik daripada mengobati kan mba din :)

    ReplyDelete
  2. aku belum :-D
    ngeri tapi ya memang harus periksa ya mba Din.
    terima kasih sudah berbagi, nambah ilmunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo, segera dijadwalkan. Lebih ngeri kalau menderita kanker serviks loh, Mbak :)

      Delete
  3. wah, keren! Perempuan menengah ke bawah juga kalau bisa pakai BPJS kalau begitu bisa periksa papsmear dengan lebih mudah juga dong ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Teh. Supaya semua wanita terlindung dari kanker serviks ;)

      Delete
  4. Aku hamil dulu ya kaaaak, abis melahirkan baru vaksin, hihihi. Artikelnya berguna banget kakak diniii.. Makasih yaa... :*

    ReplyDelete
  5. Kumpliiit, aku sudah pap smear bu dokter,,, hanya saja masih penasarn dg vaksin HPV emg brp hrg vaksinny bu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tergantung jenis vaksinnya tapi rata-rata sekitar 2juta untuk 3x suntik.

      Delete
  6. Nenek dan mama aku meninggal karena serviks mba :(
    Aku papsmear dan vaksin juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Turut berduka, Mbak :( Yg Mbak lakukan sudah benar mengingat ada riwayat dalam keluarga jadi risikonya lebih besar.

      Delete
  7. Penting bagi suami untuk diinformasikan kepada istrinya, nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. Para suami dan ayah harus paham juga soal ini :)

      Delete
  8. Jujur, sampai saat ini aku kok blm berani papsmear yah? Etapi kalo vaksin udah sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walau sudah vaksin tetap harus rutin pap smear, Mbak :)

      Delete
  9. Sehat itu mahal, tapi sakit lebih mahal lagi. Bismillah mau segera jadwalkan ah.. Thanks for sharing, mba dini!

    ReplyDelete
  10. Harus segera beranikan diri buat papsmear...makasih sharingnya dok...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus segera! Ngga gimana-gimana kok ini, santaaaii ^^

      Delete
  11. Lengkap banget mbk, trims sharing infonya :)

    ReplyDelete
  12. serem kalo denger..atau baca soal ini.. intinya kuta harus jaga kebersihan..organ kita..dan beri perhatian lebih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg seram itu kalau kena kanker serviks, Mbak ^^

      Delete
  13. Ngeri yaaaa, setiap bukan ada 600-700 an itu banyak banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bangeett! Makanya tolong bantu share ke ciwi-ciwi manja di sekitarmu ya :)

      Delete
    2. Iya nich, ce2 mesti sadar resiko nya ini

      Delete
  14. Well noted Kak Din buat nanti kalau aku suda menikah :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Laaahh kenapa nunggu nikah?? Justru sekarang belum nikah segera vaksin karena perlindungan vaksinnya lebih efektif.

      Delete
  15. Alhamdulillah udh vaksin. Kynya pas abis Rafa lahir lsg dsuruh vaksin sm obgynku. Sereemmm yaa kanker serviks itu. Pap smear jg penting yaa. Tmn2ku jg pd takut sakit. Pdhl ga sakit mnurutku. Cuma rasa ga nyaman aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Entah kenapa banyak orang takutnya malah di pap smear dan vaksin padahal harusnya takutnya di kena kanker serviks.

      Delete
  16. Duh aku belum pemeriksaan nih. Mau papsmear dulu lah sebelum vaksin ya.

    ReplyDelete
  17. mba dini tulisannya informatif dan bermanfaat banget :)

    ReplyDelete
  18. aku dah lama ndak pap smear..mksh diingatkan ya mbak.kita kaum wanita memang harus tahu hal2 seperti ini ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mbak. Tolong ingatkan teman-teman perempuan yg lain ya :)

      Delete
  19. Tinggal vaksin yang belum, paps mear udah 2x, alhamdulillah aman

    ReplyDelete
  20. semoga kita selalu diberi kesehatan, ngeri bacanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan lupa usaha juga ya untuk menjaga kesehatan :)

      Delete
  21. aku ngilu baca penderita kankernya yg udh ga bisa ngapa2in itu mbak :(.. aku udh kalo papsmear, tp blm nyuntik vaksinnya... kalo papsmearnya aku jg gratis dibayarin kantor.. tp vaksinnya ga include;p.. makanya mau nunggu bonus dulu lah baru kemudian nyuntik.. agak mahal ya vaksinnya ini, tp gpp demi kesehatan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Segera dijadwalkan ya. Kalau kena kanker serviks malah lebih mahal biayanya.

      Delete
  22. Mohon info terkait gratis pap smear dengan BPJS, Mba. Setahu saya di puskesmas pun bayar, ini pengalaman saya. Dan terakhir dua bulan yang lalu saya memang memanfaatkan fasilitas BPJS untuk pap smear gratis yang bekerja sama dengan sebuah lab besar, tetapi programnya dibatasi waktu (hanya selama masa tertentu) dan hanya di cabang yang ditunjuk saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Infonya bisa ditanyakan langsung ke tempat Mbak mau melaksanakan pap smear ya :)

      Delete
  23. Jadwalnya thn ini bu dokter :) Kalau disinikan sistemnya per 3 thn wajib periksa pap smear..

    ReplyDelete
  24. wah lengkap, aku belum pap smear lagi rada takut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih menakutkan kalau kena kanker serviks loh...

      Delete
  25. Makasiih mbaak dinii sharingnyaa. lengkaap dan jelas banget ulasannyaa. jadi takut ini :" harus segera vaksin HPV ini. . hmmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama terima kasih, Mbak. Yuk segera dijadwalkan vaksinasinya :)

      Delete
  26. aku pernah nemenin ibu pap smear, dan katanya sedikit sakit, tapi mungkin memang lebih sakit kalau sampai kena kankernya ya

    ReplyDelete
  27. Mbak nanya dong. Saya udah pernah papsmear thn 2013 hasilnya negatif. Tp waktu itu sy gak vaksin. Kalo skrg thn 2017 berarti hasil papsmear itu udah 4 tahun yg lalu. Umur sy skrg 34 tahun. Pertanyaannya klo skrg sy mau vaksin saya kudu papsmear lg apa enggak ya?apa cukup nunjukin hasil papsmear 4 th yll..hehe..masih disimpen kok hasilnya. Soalnya itu ditulis klo usia 30 ke atas udah nikah papsmearnya minimal 5 tahun sekali ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebaiknya Pap Smear lagi ya, Mbak. Soalnya kan ngga tau ada apa terjadi selama 4 tahun ini. Nanti setelah Pap Smear, kalau hasilnya dinyatakan baik dan bisa langsung vaksin, langsung vaksin ya :)

      Delete

Auto Post Signature

Auto Post Signature