Mendoakan Yang Berbeda Keyakinan

July 26, 2016
mendoakan-yang-berbeda-keyakinan

Hari itu hari Minggu. Saya, suami, dan ibu saya pergi ke salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli barang-barang keperluan bayi. Saat itu kehamilan saya berusia 29 minggu.

Saya pergi ke pusat perbelanjaan tersebut dengan membawa kursi roda untuk saya gunakan selama berada disana. Selesai berbelanja, ketika sedang menunggu lift untuk turun, di depan saya berdiri seorang kakek dengan dua orang perempuan yang kemudian saya ketahui adalah anak dan cucunya. Saya menduga mereka baru pulang dari kebaktian karena melihat kalung salib dan Alkitab yang digenggam kakek itu. Setahu saya di lantai paling atas pusat perbelanjaan tersebut setiap hari Minggu memang selalu diadakan kebaktian.

Melihat semua rambutnya yang sudah memutih, saya yakin usianya pasti sudah menyentuh angka 60 tahun atau mungkin lebih. Walau begitu, secara penampilan, kakek ini masih sangat gagah dan necis. Dalam hati, saya terkagum-kagum juga melihatnya.

Kakek itu berbicara dengan cucu perempuannya yang saya perkirakan usianya masih belasan tahun sambil menunjuk ke arah saya atau lebih tepatnya, ke kursi roda saya. Kakek itu kemudian tersenyum ramah kepada saya. 

"Saya bilang ke cucu saya, seandainya saya pakai kursi roda seperti Mbak apa cucu saya mau mendorong kursi rodanya? Kata cucu saya dia ngga mau."

Saya tanya ke cucunya, "Loh, kenapa ngga mau?"

Cucunya menjawab, "Aku maunya Opa sehat terus supaya ngga perlu kursi roda"

"Bulan depan usia saya 80 tahun, Mbak," sambung kakek itu. Wow! 80 tahun! Sangat melebihi dugaan saya, hehe, dan pantas saya terkagum-kagum karena tidak banyak orang yang usianya jelang 80 tahun tapi masih sangat kuat seperti itu. 

"Benar juga apa kata cucunya, Opa. Semoga Opa selalu sehat ya supaya bisa jalan-jalan terus tanpa kursi roda."

"Terima kasih, Mbak. Kalau boleh tahu, Mbaknya sakit apa sampai harus pakai kursi roda?"

"Saya ngga sakit, Opa. Tapi saya sedang hamil."

Opa terkejut dan kembali bertanya, "Ooh! Hamil muda?"

"Justru sudah hamil besar, Opa," jawab saya lagi sambil menggeser tas di pangkuan saya untuk menunjukkan perut hamil saya. Kemudian saya menceritakan secara singkat tentang kehamilan saya dan alasan kenapa saya menggunakan kursi roda.

Baca juga : Kehamilan Trimester Pertama

Lift terbuka dan kami pun masuk ke dalam lift menuju lantai bawah. 

Setelah sampai di lantai bawah, Opa menyentuh saya dan berkata, "Semoga Mbak dan bayinya selalu sehat sampai waktunya melahirkan ya."

"Terima kasih, Opa." Kami pun berpisah dalam senyuman.

Masya Allah, Nak...

Lagi-lagi kita didoakan.

Kejadian ini mungkin terlihat sepele tapi sangat berarti untuk saya yang memang sangat butuh kekuatan doa dari banyak orang dalam menjalani kehamilan ini. Saya sama sekali tidak menyangka salah satu doa itu datang dari orang yang sama sekali tidak saya kenal, apalagi berbeda keyakinan dengan saya.

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."
(QS. Al-Mumtahanah : 8)

mendoakan-yang-berbeda-keyakinan

Kejadian ini juga membuat saya semakin yakin bahwa perbedaan bukan penghalang untuk saling mendoakan karena manusia yang percaya Tuhan dan imannya nyata akan mengasihi sesama tanpa memandang agama.
43 comments on "Mendoakan Yang Berbeda Keyakinan"
  1. semoga mbak dini dan dedek bayi di perut sehat terus. aih, pingin pegang perut dini

    ReplyDelete
  2. Semoga terus sehat sampai lahiran
    Allah memberikan keberkahan buat ibu dan baby nya nanti yaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin yaa rabbal alamiin, suwun kak doanya ;)

      Delete
  3. doa dari hati yang tulus sy rasa bakal smp pada sang pengabul doa mba...sehat selalu yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah Mbak, aamiin yaa rabbal alamiin ;)

      Delete
  4. Indah ya mbak, kalau manusia bisa saling berharap kebaikan atas yg lain, walau beda keyakinan sekalipun :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus baik sama semua orang, termasuk yg berbeda keyakinan ;)

      Delete
  5. Karena kita gak tau, dari mulut siapa, doa yang ditujukan untuk kita akan dikabulkan, maka... siapa pun yang mendoakan kita, lebih baik kita aminkan saja, ya, Mbak :)

    Sehat selalu, ya Mbak... aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semakin banyak yg mendoakan semakin bagus Mbak, hehe, aamiin yaa rabbal alamiin ;)

      Delete
  6. Doa terbaik selalu sari Allah untuk proses kehamilan hingga persalinan ya mbk☺

    ReplyDelete
  7. Karena kebaikan bisa datang dari mana saja ya, Mbak. Sehat selalu Mbak Dini dan bayi :*

    ReplyDelete
  8. Ah, so touchy Mba Din. Makasih sudah mengingatkan. Memang ya, siapapun dan dimanapun kita, jika kita berbuat dan bersikap baik, maka hal itu juga yang akan kembali ke kita.

    Ikut mengaminkan doa Opa ya Mba Din, semoga Mba Dini dan debay selalu sehat^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Mbak, terima kasih juga doanya, aamiin yaa rabbal alamiin ;)

      Delete
  9. semoga semua yang diinginkan dapat terkabul... amin

    salam kenal dr blogger ala2

    ReplyDelete
  10. semoga mbak dini dan debaynya selalu diberi kesehatan ya :)
    amiinn...

    ReplyDelete
  11. iya mbak doa dari siapapun walau beda keyakinan kalau tulus itu terasa membuat kita juga jadi bahagia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak dan membahagiakan orang lain itu sama dengan membahagiakan diri sendiri ;)

      Delete
  12. Bacanya jadi terharu sendiri..Semoga dilancarlan trs ya mbak dini sampai due datenya😊

    ReplyDelete
  13. Aduuh, aku kok jadi terharu, karena teman2 dan tetangga ada yg non muslim. Dan mereka rata2 baik padaku, kami saling mendoakan juga. Ini malah orang yg nggak kenal ya Mbak.

    Moga sehat dan lancar hingga persalinan, mbak, aamiin :)

    ReplyDelete
  14. sehat terus ya mba, sama debaynya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah Mbak, Aamiin yaa rabbal alamiin ;)

      Delete
  15. Aku pernah tinggal satu rumah sama beda agama, alhamdulillah mereka support dan malah saling mendoakan.

    Sehat selalu dini dan baby nya hingga persalinan nanti dan seterusnya :)

    ReplyDelete
  16. Aku juga dari dulu punya teman walaupun berbeda agama, tapi kompak. Bahkan sering kirim tausyiah yang mereka dapat dari teman yang muslim :)
    Moga sehat selalu ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dakwahnya malah makin luas ya Mbak karena jadi dibantuin, hehe, Aamiin yaa rabbal alamiin ;)

      Delete
  17. Orang baik masih banyak ya mba :) makasih sharingnya :) semoga mba dini dan dede bayinya sehat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Na, sama-sama makasii yaaa, Aamiin yaa rabbal alamiin ;)

      Delete
  18. Tetangga2 dan keluarga kami rukun dan saling peduli meski beda agama, teman2 kuliahku yg beda agama pun masih akrab sampai sekarang via facebook. Senang kalau bisa berhubungan tulus tanpa meributkan perbedaan. Makasih buat tulisan yg adem di siang yg terik ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngga ada yg salah dengan perbedaan jadi ngapain juga diributin, hehe, sama-sama makasii yaaa ;)

      Delete
  19. Sahabatku juga beda agama sama aku. Ikhtiarku dan dia adalah kami saling mendoakan, apakah Allah akan kabulkan atau tidak itu jadi urusan Allah. Yang penting menurut kami, ikhtiar kami saling mendoakan jadi mempererat persahabatan kami. Nice post neng. :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, doa mau datangnya dari siapa tetap aja doa, makasii mbak Lisna :*

      Delete
  20. Sehat sehat terus ya mba sampai lahiran, amin :)

    ReplyDelete
  21. Sehat dan semangat ya mbaaa. Semoga sehat dirimu dan sang bayi..

    ReplyDelete
  22. Hal-hal sederhana yang justru mengubah kita tentang konsep bertuhan dan beragama, tentang konsep saling mendoakan dalam kebaikan. Saya suka baca tulisan ini, enelan. Sehat selalu yes. :)

    ReplyDelete

Auto Post Signature

Auto Post Signature