Alhamdulillaah, Saya Hamil

Muncul kekhawatiran ketika memasuki usia 1 tahun pernikahan saya belum hamil. Apalagi ketika melihat teman-teman yang menikah setelah saya sudah lebih dulu hamil dan melahirkan. Berdasarkan ilmu yang saya punya, kalau di usia 1 tahun pernikahan belum terjadi kehamilan dalam rumah tangga, maka pasangan suami istri sebaiknya memeriksakan kesehatan reproduksinya ke dokter.

Di awal tahun 2015, saya dan suami memeriksakan kesehatan reproduksi kami ke dokter. Saya memeriksakan diri ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn/kebidanan dan kandungan) dan suami memeriksakan diri ke dokter spesialis andrologi. Alhamdulillah, saya dan suami 'berjodoh' dengan dokter-dokter yang sangat komunikatif, informatif, bersahabat, dan mampu menciptakan suasana konsultasi yang sangat nyaman sehingga kami tidak segan untuk bertanya dan bercerita serta mampu 'menyentuh' sisi keimanan kami.

Setelah saya dan suami melakukan serangkaian pemeriksaan fisik, dokter-dokter yang memeriksa kami menyatakan bahwa kami sehat untuk bereproduksi. Alhamdulillah. Kami pun menjadi lebih yakin dan lebih tenang.

Selain pemeriksaan fisik, saya dan suami juga melakukan konsultasi mengenai semua hal yang berhubungan dengan kehamilan. Melalui konsultasi ini, kami seperti mendapat pencerahan yang membuat kami menjadi lebih fokus dan lebih santai dalam berusaha mendapatkan keturunan.

Berikut ini anjuran dokter saat saya dan suami berkonsultasi :

Menambah porsi sayur dan buah

Sayur dan buah mengandung mikronutrien (berbagai vitamin dan mineral). Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi mikronutrien mempunyai peranan penting dalam tubuh, salah satunya adalah sebagai 'bahan baku' pembentukan hormon-hormon reproduksi. Hormon-hormon reproduksi ini yang nantinya 'menjalankan roda' sistem reproduksi, termasuk menghasilkan ovum dan sperma.

Kalau kebutuhan mikronutrien ini tercukupi dengan baik, maka hormon-hormon reproduksi akan menjalankan sistem reproduksi sebagaimana mestinya, termasuk menghasilkan ovum dan sperma yang berkualitas.

Konsumsi vitamin prenatal

Untuk lebih meningkatkan peluang terjadinya kehamilan, dokter meresepkan vitamin prenatal untuk saya dan suami. Vitamin prenatal ini membantu memenuhi kecukupan nutrisi penting yang diperlukan. Penting untuk diingat bahwa vitamin prenatal ini adalah tambahan, bukan yang utama atau pengganti. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vitamin yang sesuai ya. 

Olahraga

Olahraga berguna untuk melancarkan peredaran darah dan untuk mengendalikan berat badan agar tetap berada dalam batas normal sesuai ukuran indeks massa tubuh/body mass index (IMT/BMI).

Semakin lancar peredaran darah maka organ-organ reproduksi akan mendapatkan cukup nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk dapat berfungsi maksimal. Sedangkan berat badan normal akan meningkatkan peluang terjadinya kehamilan dan dapat mengurangi bahkan mencegah terjadinya risiko-risiko dan/atau komplikasi-komplikasi kehamilan.

Dokter menganjurkan untuk melakukan olahraga yang bersifat terukur dan menghindari olahraga-olahraga yang bersifat permainan. Alhamdulillah sekarang sudah banyak aplikasi-aplikasi untuk berolahraga di rumah yang dapat di-download dengan mudah. Aplikasi-aplikasi ini sangat membantu ketika kami berhalangan pergi ke tempat olahraga sehingga kami tetap bisa berolahraga di mana pun dan kapan pun. 

Istirahat cukup dan kendalikan stres

Stres dapat meningkatkan kadar kortisol (hormon stres) yang dapat mengganggu sistem reproduksi. Stres juga dapat mempengaruhi hubungan suami istri sehingga keintiman antara suami dan istri sulit terjalin. Oleh karena itu, penting untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran secara ideal.

Untuk mengistirahatkan fisik, saya dan suami menetapkan jam tidur malam dan disiplin mematuhinya. Walau belum ngantuk sekalipun, kalau sudah jamnya, ya, berangkat tidur - matikan lampu dan matikan gadget.

Untuk mengistirahatkan pikiran, saya dan suami tidak lagi membahas soal pekerjaan di rumah karena kami menyadari pekerjaan kami berdua banyak menyita pikiran kami.

Saya dan suami juga memperbanyak quality time berdua dengan melakukan hobi dan berlibur ke luar kota (kami sempat ke luar negeri juga) ketika mendapat waktu libur. Soal liburan ini ada yang lucu. Saya dan suami senangnya menjelajah. Padahal, menurut dokter, seharusnya, kami melakukan liburan yang romantis supaya 'jadi' 😜

Menghindari rokok

Rokok dapat mengganggu fertilitas (kesuburan) pria maupun wanita.

Pada pria, rokok dapat mengganggu produksi sperma sehingga jumlah dan kualitas sperma berkurang. Rokok juga dapat menyebabkan motilitas (pergerakan) sperma dan kemampuan sperma membuahi ovum terganggu.

Pada wanita, rokok dapat membuat ovum menjadi lebih rentan terhadap berbagai kelainan dan dapat membuat rahim menjadi tidak reseptif terhadap ovum yang telah dibuahi sehingga ovum sulit menempel pada dinding rahim. 

Waspada terhadap bahan-bahan kimia berbahaya

Ketika dokter tahu bahwa suami saya bekerja di perusahaan otomotif, dokter menanyakan apakah suami saya bekerja di bagian yang memungkinkannya bersentuhan langsung dengan bahan-bahan kimia dan logam berat. Dokter menjelaskan bahwa beberapa bahan-bahan kimia dan logam berat di sekitar kita dapat menurunkan kualitas sperma dan ovum bahkan menyebabkan infertilitas (ketidaksuburan bereproduksi).

Have fun!

Dokter bilang banyak pasangan suami istri yang terlalu menggebu untuk punya anak, seperti 'mengejar deadline', sehingga 'lupa' untuk have fun dengan rumah tangganya. 'Lupa' untuk have fun dengan hubungan mereka sebagai suami istri. Padahal 'have fun' ini adalah salah satu faktor penting yang ikut menentukan keberhasilan kehamilan.

Berdoa dan never lose hope

Hal paling penting adalah tidak melupakan Tuhan karena semua tidak terlepas dari kuasaNya. Oleh karena itu, tetap semangat berdoa ya. Tuhan pasti mendengarkan dan mengabulkan doa hambaNya. Salah satu doa yang selalu saya dan suami panjatkan adalah doa yang tidak pernah putus dilantunkan nabi Zakaria AS ketika sampai lanjut usia belum juga mendapatkan keturunan sampai akhirnya Allah SWT menganugerahkan Yahya, anak laki-laki shalih yang kemudian juga menjadi seorang nabi, kepadanya:

"Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisiMu,

sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Doa."

(QS. Ali 'Imran : 38)

Di bulan Desember 2015, saya terlambat menstruasi. Saat itu, saya biasa saja menanggapinya karena saya pernah terlambat menstruasi sampai 10 hari tapi ketika saya melakukan test pack hasilnya negatif. Rupanya tubuh saya stres karena padatnya pekerjaan saya saat itu. Lagipula, jadwal menstruasi maju atau mundur 1, 2, 3 hari sudah biasa bagi saya karena siklus menstruasi saya berkisar antara 28-30 hari.

Tapi, rasa penasaran saya muncul juga karena terlambat menstruasi kali ini rasanya berbeda. Biasanya, kalau sudah waktunya menstruasi, saya akan merasa tubuh bagian pinggang ke bawah saya sangat pegal juga saya merasa lembab di area vagina dan mulai muncul jerawat di wajah. Nah, tapi, ini kok ngga.

Terlebih lagi, nafsu makan saya menjadi sangat meningkat. Baru selesai makan sudah makan lagi. Sepertinya diisi berapa banyak dan berapa sering pun tidak membuat saya kenyang. Padahal, biasanya, biasa saja. Akhirnya saya 'iseng' coba test pack.

Ternyata...

HASILNYA POSITIF!

Saat itu, entah kenapa, saya masih belum percaya dengan hasil positif tersebut. Mungkin karena saking kagetnya ya. Akhirnya, pada tanggal 21 Desember 2015, bertepatan dengan ulang tahun pernikahan kedua saya dan suami, melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG), saya memeriksakan diri ke dokter dan dokter memastikan bahwa saya memang hamil.

Alhamdulillah, saya hamil.

Baca juga : Cara Menghitung Usia Kehamilan

Saat artikel ini di-publish, kandungan saya berusia 16 minggu berjalan. Mohon doanya ya agar kandungan saya selalu disehatkan dan dikuatkan sehingga janin di dalamnya dapat berkembang dengan baik dan sempurna sampai tiba harinya dilahirkan 🙏 Saya turut mendoakan yang terbaik untuk kamu yang sedang berusaha 💕

Saya akan menutup artikel ini dengan mengutip kalimat dari dokter spesialis andrologi yang merawat suami saya,

Dokter spesialis andrologi yang merawat suami saya pernah bilang,

"Punya anak itu bukan sekadar 'punya anak', bukan sekadar next step setelah menikah, bukan sekadar untuk meneruskan keturunan, tapi lebih dari itu. Kita mau punya anak artinya kita mau bertanggung jawab untuk menjadikannya manusia yang berkualitas. Tanggung jawab itu bukan dimulai saat anak sudah lahir atau saat anak sekolah tapi, justru, sebelum anak dikandung dalam rahim."

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Salam sehat selalu 😊